Mengeluhi sistem pendidikan di
Indonesia untuk apa?
Abdurrahman Ma’ruf Siregar
Universitas Padjadjaran
Bismillah semoga tulisan ini bermanfaat
Mengeluh? Siapa sih yang tidak pernah mengeluh? Kita
semua pasti pernah mengeluhkan sesuatu. Apa itu mengeluh? Mengeluh adalah rasa
tidak puas terhadap suatu hal atau terhadap apa yang kita dapat. Dapat dipersepsikan
mengeluh bisa jadi adalah rasa kurang bersyukur. Mengeluh sendiri pada umumnya
hanyalah luapan emosi.
Mengeluh, untuk apa? Apa manfaat dari mengeluh?
Ketika kita tidak puas pada suatu hal, kita kerap mengeluhkannya. Kita berteriak,
berkoar-koar “ah kenapa sih”, “kok begini sih” “Ko cuma segini” atau sampai
menulis status yang menyatakan kita sedang mengeluhkan sesuatu dan yang
parahnya, kita kerap mengeluarkan kata-kata kotor dan kata-kata yang tidak
pantas diucapkan. Apa yang dirasakan setelah mengeluh? Mungkin setelah mengekspresikan
keluhan, kita merasa lega merasa puas dan merasa keluhan kita menghasilkan
sesuatu. Kita merasa keluhan kita mengubah sesuatu. Padahal pada kenyataannya hampir
atau bahkan tidak memengaruhi apapun.
Bagaimana jika ada suatu hal yang dirasa kurang
layak bagi kita? Apa kita tetap tidak boleh mengeluh? Saya akan coba mengambil
contoh hal yang saya rasa kurang layak bagi kita tetapi tidak sepantasnya kita
keluhkan secara berlebihan. Semisal sistem pendidikan di Indonesia. Kita tahu
sendiri sebagai orang yang pernah mengemban ilmu di sekolah, bagaimana sistem
pendidikan di Indonesia berjalan. Sebagian dari kita kerap mengeluhkan sistem
pendidikan di negara kita. Semisal jumlah mata pelajaran yang banyak, jam
sekolah yang terlalu padat, tuntutan bahwa kita harus menguasai semua mata pelajaran
yang ada dan masih banyak lagi. Biasanya kita kerap membandingkan dengan negara
yang sudah kelebat mapan. “Di Finlandia sekolah semua gratis, tidak ada ujian
pula tapi maju negaranya” “Di Jerman sekolah hanya 4 jam tapi maju negaranya”(CMIIW)
“Di Singapura mata pelajarannya sedikit tapi maju negaranya”. Kita kerap
membandingkan dengan antara suatu ukuran yang tidak sebanding, karena Indonesia
sendiri masih berkembang. Kalau ingin membandingkan sistem pendidikan Indonesia
dengan negara lain, cobalah bandingkan dengan Malaysia karena menurut pengakuan
guru-guru dan orang tua saya, orang Malaysia dulu banyak sekolah dan kuliah di
Indonesia. Sekarang hampir tidak kelihatan orang Malaysia “yang dulu”. Dapat diindikasikan
bahwa pendidikan di negaranya lebih diminati mereka sendiri dan minat itu
sendiri mengindikasikan bahwa pendidikan di Malaysia tahap demi tahap mengalami
peningkatan.
Kembali ke
Indonesia yang memang sistem pedidikannya “bobrok”. Saya sendiri pernah
mengeluhkan pendidikan yang saya jalani karena banyaknya tuntutan yang harus
saya jalani. Tapi saya berpikir betapa masih beruntungnya saya. Saya sekolah
negeri di Jakarta, tidak ada bayaran untuk akademik, fasilitas pun standar
nasional. Tidak terbayang jika saya sekolah di pelosok-pelosok gunung atau
hutan. Saya harus berjalan kaki berkilo-kilo jauhnya, melewati sungai,melewati
jembatan yang sudah hancur yang tidak ada jaminan keselamatan, sampai di
sekolah atapnya rusak tidak ada jendela dan terlihat seperti bangunan rongsok. Saya
seharusnya bersyukur dengan apa yang saya dapatkan. Kita boleh sekali-sekali
melihat ke atas tetapi harus diimbangi juga dengan melihat ke bawah.
Apa sikap kita terhadap sistem pendidikan di
Indonesia? “If you don’t like a rule, just follow it. Reach on top and change
the rule.”~Adolf Hitler. Maksud perkataan dari Hitler di sini adalah, ketika
kita tidak menyukai atau tidak puas pada peraturan atau sebuah sistem, jalani
saja. Berusahalah mencapai bagian “atas” dan ubah peraturan atau sistem. Maksud
bagian “atas” adalah para pejabat atau orang yang mempunyai kekuasaan dan
wewenang. Maka dari itu kita harus mengusahakan bagaimana mempengaruhi orang
bagaimana membuat sebuah peraturan dan sistem pendidikan menjadi lebih baik.
Sepertinya kita harus merenungkan sendiri sebagai
generasi penerus dan yang akan memegang kendali negara, apa saja yang telah dan
akan kita lakukan agar pendidikan Indonesia lebih baik lagi? Apa dengan mengeluh
saja? Atau berusaha dan mencari cara yang lebih baik? Seperti memperbaiki diri,
membuat gerakan, menempuh mengusahakan berpendidikan tinggi dan menjadi bagian “Atas”
tersebut.
Semoga pendidikan di Indonesia semakin baik. Ingat Talk less do more . See you on top gus !