Sabtu, 09 Januari 2016

Mengeluhi sistem pendidikan di Indonesia untuk apa?

Abdurrahman Ma’ruf Siregar
Universitas Padjadjaran

Bismillah semoga tulisan ini bermanfaat

Mengeluh? Siapa sih yang tidak pernah mengeluh? Kita semua pasti pernah mengeluhkan sesuatu. Apa itu mengeluh? Mengeluh adalah rasa tidak puas terhadap suatu hal atau terhadap apa yang kita dapat. Dapat dipersepsikan mengeluh bisa jadi adalah rasa kurang bersyukur. Mengeluh sendiri pada umumnya hanyalah luapan emosi.

Mengeluh, untuk apa? Apa manfaat dari mengeluh? Ketika kita tidak puas pada suatu hal, kita kerap mengeluhkannya. Kita berteriak, berkoar-koar “ah kenapa sih”, “kok begini sih” “Ko cuma segini” atau sampai menulis status yang menyatakan kita sedang mengeluhkan sesuatu dan yang parahnya, kita kerap mengeluarkan kata-kata kotor dan kata-kata yang tidak pantas diucapkan. Apa yang dirasakan setelah mengeluh? Mungkin setelah mengekspresikan keluhan, kita merasa lega merasa puas dan merasa keluhan kita menghasilkan sesuatu. Kita merasa keluhan kita mengubah sesuatu. Padahal pada kenyataannya hampir atau bahkan tidak memengaruhi apapun.

Bagaimana jika ada suatu hal yang dirasa kurang layak bagi kita? Apa kita tetap tidak boleh mengeluh? Saya akan coba mengambil contoh hal yang saya rasa kurang layak bagi kita tetapi tidak sepantasnya kita keluhkan secara berlebihan. Semisal sistem pendidikan di Indonesia. Kita tahu sendiri sebagai orang yang pernah mengemban ilmu di sekolah, bagaimana sistem pendidikan di Indonesia berjalan. Sebagian dari kita kerap mengeluhkan sistem pendidikan di negara kita. Semisal jumlah mata pelajaran yang banyak, jam sekolah yang terlalu padat, tuntutan bahwa kita harus menguasai semua mata pelajaran yang ada dan masih banyak lagi. Biasanya kita kerap membandingkan dengan negara yang sudah kelebat mapan. “Di Finlandia sekolah semua gratis, tidak ada ujian pula tapi maju negaranya” “Di Jerman sekolah hanya 4 jam tapi maju negaranya”(CMIIW) “Di Singapura mata pelajarannya sedikit tapi maju negaranya”. Kita kerap membandingkan dengan antara suatu ukuran yang tidak sebanding, karena Indonesia sendiri masih berkembang. Kalau ingin membandingkan sistem pendidikan Indonesia dengan negara lain, cobalah bandingkan dengan Malaysia karena menurut pengakuan guru-guru dan orang tua saya, orang Malaysia dulu banyak sekolah dan kuliah di Indonesia. Sekarang hampir tidak kelihatan orang Malaysia “yang dulu”. Dapat diindikasikan bahwa pendidikan di negaranya lebih diminati mereka sendiri dan minat itu sendiri mengindikasikan bahwa pendidikan di Malaysia tahap demi tahap mengalami peningkatan.
 Kembali ke Indonesia yang memang sistem pedidikannya “bobrok”. Saya sendiri pernah mengeluhkan pendidikan yang saya jalani karena banyaknya tuntutan yang harus saya jalani. Tapi saya berpikir betapa masih beruntungnya saya. Saya sekolah negeri di Jakarta, tidak ada bayaran untuk akademik, fasilitas pun standar nasional. Tidak terbayang jika saya sekolah di pelosok-pelosok gunung atau hutan. Saya harus berjalan kaki berkilo-kilo jauhnya, melewati sungai,melewati jembatan yang sudah hancur yang tidak ada jaminan keselamatan, sampai di sekolah atapnya rusak tidak ada jendela dan terlihat seperti bangunan rongsok. Saya seharusnya bersyukur dengan apa yang saya dapatkan. Kita boleh sekali-sekali melihat ke atas tetapi harus diimbangi juga dengan melihat ke bawah.

Apa sikap kita terhadap sistem pendidikan di Indonesia? “If you don’t like a rule, just follow it. Reach on top and change the rule.”~Adolf Hitler. Maksud perkataan dari Hitler di sini adalah, ketika kita tidak menyukai atau tidak puas pada peraturan atau sebuah sistem, jalani saja. Berusahalah mencapai bagian “atas” dan ubah peraturan atau sistem. Maksud bagian “atas” adalah para pejabat atau orang yang mempunyai kekuasaan dan wewenang. Maka dari itu kita harus mengusahakan bagaimana mempengaruhi orang bagaimana membuat sebuah peraturan dan sistem pendidikan menjadi lebih baik.

Sepertinya kita harus merenungkan sendiri sebagai generasi penerus dan yang akan memegang kendali negara, apa saja yang telah dan akan kita lakukan agar pendidikan Indonesia lebih baik lagi? Apa dengan mengeluh saja? Atau berusaha dan mencari cara yang lebih baik? Seperti memperbaiki diri, membuat gerakan, menempuh mengusahakan berpendidikan tinggi dan menjadi bagian “Atas” tersebut.


Semoga pendidikan di Indonesia semakin baik. Ingat Talk less do more . See you on top gus !

Kamis, 08 Januari 2015

Nonton Vidio(If you know what i mean) berjamaah


Yang ini kelas 12nya gan


Maen catur gan


Main PES


Maen CTR